Uang Dan Kepuasan Seksual
Berbicara
mengenai kepuasan, tentunya setiap orang memiliki pandangan yang berbeda. Ada
orang yang berpendapat bahwa kepuasan adalah ketika apa yang diharapkan dapat
terpenuhi.
Namun sebagian
orang lain mengartikan kepuasan sebagai bentuk perasaan disaat apa yang
dilakukan dapat memberikan manfaat atau dampak langsung bagi orang lain, dan
ada pula yang menafsirkan kepuasan itu dengan suatu keuntungan yang diperoleh
melalui suatu proses atau aktivitas hidupnya.
Secara sederhana,
kepuasan diartikan sebagai kesenangan, kegembiraan dan kelegaan karena sudah
terpenuhi hasrat hatinya (KBBI).
Manusia memiliki berbagai kepuasan dalam hidup, antara lain
kepuasan materi berupa harta dan kekayaan, kepuasaan intelektual dalam
kaitannya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepuasan psikologi yang
dilihat dalam bentuk pengakuan, kasih sayang maupun relasi dengan sesama dan
lingkungan, kepuasan seksual yang terkait dengan hubungan biologis serta
kepuasan-kepuasan lainnya.
Dari seluruh bentuk
kepuasan yang ada, kepuasan seksual merupakan suatu hal yang sangat menarik
untuk dibahas oleh siapapun, terutama dikalangan kaum Adam.
Seks sendiri
merupakan suatu karunia Tuhan yang diberikan kepada pasangan suami istri dalam
pernikahan yang sah, dengan tujuan untuk memperoleh keturunan dan mempererat
hubungan batin antar pasangan. Lalu apa jadinya jika salah satu pasangan tidak
dapat menikmati kepuasan seks tersebut ?
Tentunya banyak jawaban terlintas dipikiran anda, dan pasti diantaranya adalah mencari kepuasan seks dengan orang lain yang bukan pasangan kita.
Kita semua tahu
bahwa lokasi prostitusi ada dimana-mana, bahkan ketika pemerintah daerah
membuat berbagai kebijakan dan aturan-aturan terkait dengan penutupan lokasi
prostitusi yang ada, justru bermunculan berbagai bentuk prostitusi online.
Ada sekelompok
orang yang menjadikan prostitusi online sebagai ladang bisnis dan tentunya ada
banyak orang yang memanfaatkan jasa prostitusi online ini guna memenuhi
kebutuhan dan kepuasan seks mereka, dan dari hasrat inilah uang menjadi
satu-satunya alat untuk mendapat kepuasan itu.
Hasil Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 menunjukan bahwa, masih ada
pria kawin (15-54 tahun) yang pernah membayar untuk mendapatkan kepuasan
seksual melalui hubungan seks, dan hal ini dipastikan tidak dengan pasangan
sahnya.
Data menunjukan
bahwa persentase tertinggi pria kawin yang membayar untuk melakukan hubungan
seks dalam 12 bulan terakhir adalah di Provinsi Maluku 5,6 persen, diikuti
Papua Barat 5,1 persen, Nusa Tenggara Timur 4,0 persen, Kalimantan Tengah 2,9
dan Sumatera Utara 2,8 persen.
Ada apa dengan para
pria kawin di Maluku ? Apa solusinya ?
Data ini tentu
membutuhkan kajian analisis lanjutan untuk melihat alasan para pria kawin ini
melakukan hal tersebut, namun yang pasti bahwa dampak yang akan ditimbulkan
dari kepuasan seks dengan orang yang bukan pasangan sah kita akan fatal adanya,
entah kekerasan dalam rumah tangga, perceraian, penyakit kelamin, HIV-AIDS, dan
bahkan bisa berujung kematian.
Sebagai orang
Maluku, setiap kita perlu menyikapi realita ini dan pemerintah daerah harus
tegas dalam memberantas prostitusi dalam bentuk apapun. Kita dapat menciptakan
keharmonisan hidup dalam rumah tangga, sehingga memperkecil peluang pasangan
kita mencari kepuasan diluar rumah dan pemerintah melalui kebijakan dan
aturan-aturannya dapat menghindari berjamurnya lokasi-lokasi prostitusi maupun
oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Terlepas dari upaya
kita bersama untuk mencari solusi strategis guna merespons persoalan ini, yang
utama adalah bagaimana kita membangun relasi kita yang lebih dengan TUHAN sang
pencipta, sehingga kita diberikan akhlak yang baik dalam memenuhi segala
kebutuhan dan kepuasan hidup kita.
Penulis
adalah : Kasubid Analisis Dampak Kependudukan, Perwakilan BKKBN Provinsi
Maluku.
No comments