KEPALA BNPB BAWA PESAN PRESIDEN JOKOWI, SAAT HADIRI SIMULASI PENANGANAN BENCANA DI BATUJAJAR


Batujajar, Bandung barat_koranpatroli.com

Kepala Badan nasional penanganan bencana (BNPB) Let jen Doni monardo, tinjau lokasi proyek perum awani yang dinyatakan rawan longsor, sekaligus adakan simulasi penanganan bencana pada hari jum'at (12/03/21), bertempat di lokasi pengembang PT awani, Cangkorah Desa Giriasih, kecamatan Batujajar, kabupatén Bandung barat.

Acara tersebut di hadiri komisi IV, komisi VIII DPR RI, kementrian LH, Dandim 0609 cimahi, Kapolres cimahi, kepala Bepelitbangda, Kepala BPMPTSP, Kadis PUPR, Kadis perkim, kadis LH, kepala BPBD, Camat Batujajar, dan kepala desa Giriasih.

Terpantau awak media patroli, Warga masyarakat beserta jajaran Rt Rw melakukan simulasi penanganan bencana dengan pokus dan di pimpin langsung kepala desa Giriasih (U, Supiandi). Kepala desa Giriasih tampak semangat menjalankan simulasi dengan membawa mobil ambulance, Untuk membawa warga yang korban bencana di acara simulasi.

Setelah acara simulasi selesai, kades Giriasih (U, Supiandi) kepada awak media patroli dan media lain, mengatakan terkait simulasi.

 "Syukur alhamdulillah dari pusat sampai pemerintahan Bandung barat, serta kecamatannya sangat mengapresiasi tentang acara ini, dalam rangka mengantisipasi bencana longsor di desa Giriasih hususnya, hanya mungkin ini terjadi karena hal yang mungkin mengakibatkan potensi longsor yang disebabkan dengan adanya proyek perumahan awani," kata Supandi.

 "Dalam momen ini tentunya ada sedikit perhatian dari pihak pengembang, untuk melihat kondisi di lingkungan, terutama tadi yang di sampaikan oleh pembicara tadi, bahwa drainase yang perlu di utamakan," paparnya.

Menurut Supandi di bawah lahan yang berpotensi longsor itu ada warga sekitar 600 penduduk dari tiga Rw.

 "Harapan kami pihak awani agar supaya memprioritaskan keamanan warga, apabila nanti ada pergerakan tanah di sekitar sini, terutama drainase harus cepat dilaksanakan, karena dari atas sampai bawah itu drainase tidak di laksanakan," tuturnya.

Terpisah Kepala BNPB Let jen TNI Doni Munardo mengatakan, simulasi penanganan bencana itu penting sebagai antisipasi ketika sewaktu-waktu terjadi bencana. Simulasi menjadi acuan apa yang harus dilakukan masyarakat jika bencana sebenarnya terjadi, sehingga mereka tidak kebingungan.

Saya mengapresiasi simulasi kebencanaan ini, apalagi masyarakat juga antusias untuk ikut terlibat," kata Doni usai pelaksanaan simulasi. 

Menurutnya Doni, berdasarkan data world bank, Indonesia menjadi negara ke-35 di dunia yang memiliki tingkat risiko kerawanan bencana sangat tinggi. Mulai dari kebakaran hutan yang terjadi setiap tahun, banjir bandang, tanah longsor, selalu muncul dan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. 

Dia menyampaikan pesan Presiden Jokowi, agar selalu melakukan pencegahan dan mitigasi bencana. Kemudian pembangunan harus sensitif terhadap risiko bencana, jangan hanya peraturan tapi perlu implementasi, dan jangan sampai ketika bencana terjadi baru pontang-panting.

"Saya menyampaikan pesan Presiden Jokowi, agar selalu melakukan pencegahan dan mitigasi bencana. Kemudian pembangunan harus sensitif terhadap risiko bencana, jangan hanya peraturan tapi perlu implementasi, dan jangan sampai ketika bencana sudah terjadi baru pontang-panting," imbuhnya.

"Itu amanat presiden yang selalu terngiang. Oleh sebab itu simulasi kebencanaan seperti ini sangat positif, dan BNPB siap membantu daerah untuk melakukan kegiatan simulasi bencana termasuk dengan TNI, Polri," ujarnya. 

Lebih lanjut dikatakannya, simulasi bencana harus menjadi budaya mitigasi kebencanaan. Namun jangan hanya melibatkan BNPB, BPBD, TNI, Polri saja. Masyarakat juga harus dilibatkan termasuk kaum difabel. Sebab menjadi tugas personel aparatur pemerintahan TNI dan Polri untuk selalu mengingatkan masyarakat. 

"Sosialisasi yang terus menerus akan menumbuhkan kesadaran yang pada akhirnya mengubah perilaku supaya aman menghadapi bencana. Tugas kita mengingatkan supaya ketika terjadi bencana jangan sampai ada korban jiwa," pungkasnya.


Liputan: Asep Cahyana.

No comments

Powered by Blogger.