Prebekel Mendoyo Dangin Tukad, Klarifikasi Pemberitaan Tidak Sedap Dari "Media Online BB"



Bali_koran patroli.com. Berdasarkan  informasi dari salah satu "media online BB" menyoroti perihal munculnya proyek sungai tidak jelas anggarannya di Ds. Mendoyo Dangin Tukad, Kec. Mendoyo, Kab. Jembrana menuai polemik di masyarakat, dimana masyarakat Desa Mendoyo Dangin Tukad merasa kecewa dengan pemberitaan tersebut.

Dimana dalam pemberitaan itu di tulis disalah satu media online tersebut  ditengah wabah virus 19 proyek normalisasi sungai yang sedang di kerjakan sejak dua Minggu, dan sumber anggarannya tidak jelas alias prestesius, dan diketahui Desa tidak memiliki kewenangan menangani sungai, dan menggunakan ADD.

Atas pemberitaan itu warga masyarakat Desa Mendoyo Dangin Tukad membantah keras, "semestinya wartawan tersebut sebelum  menaikan berita lebih baik konfirmasi ke Kantor Desa terlebih dahulu, tentang sumber dana yang digunakan sehingga tidak ada berita yang ngawur apalagi warga pendamping sudah mendapatkan perbaikan reboisasi sungai mati ini, ungkap salah satu pengelingsir Desa I Gusti Putu Suarden (ajik Base).


Lebih lanjut,  dikatakan masyarakat menyambut bagus karena disamping sungai mati sudah di buatkan tanggul pakai jalan untuk akses warga, memang rencana ini di bahas 13 tahun silam dari tahun 2007, dan baru kali ini di bawah kepemimpinan Perebekel yang baru menjabat terelisasi, jelasnya.

Sementara itu Perebekel Desa Mendoyo Dauh Tukad Bapak Oka Semarajaya saat dikonfirmasi oleh awak media persindonesia.com di Kantornya menjelaskan, proyek penggarapan Tukad Mati (sungai mati) ini sudah di selenggarakan sebelum adanya isu wabah Covid-19, ungkapnya.

Pihaknya sudah merencanakan sejak bulan Desember 2019, itu pun suatu perencanaan dari Perbekel terdahulu, itu bisa terlaksana berkat adanya usulan dari masyarakat dikarenakan dampak banjir akibat lingkungan yang kumuh dan sampah menumpuk, dan juga beberapa warga disana tidak mempunyai akses jalan.

Lebih lanjut, proyek ini pun sudah kita sepakati bersama dengan tokoh masyarakat, BPD, LPM, Babinsa dan Bhabinkamtibmas, sehingga diputuskan pengerjaan dimulai dengan memakai alat berat dari pemkab, itu pun kami pinjam hanya biaya BBM saja kami tanggung bersumber dari dana swadaya masyarakat yang kami anggarkan 12 juta dalam proses penggarapan dana itu tidak habis, uraiannya.

Lebih jelasnya Oka Semarajaya mengemukakan, perlu diketahui disini tidak ada bahasa bahwa masyarakat mengeluh proyek tersebut, dimana tanah yang diambil untuk tanggul bersumber dari tanah sungai mati dengan lebar 12 M dan kita gunakan 10 M dengan kedalaman 2 M untuk mengantisipasi banjir, dan sekarang di sebelah kantor Desa yang dulunya kumuh sekarang sudah tertata dengan baik.

Ia menjelaskan, adanya pemberitaan di "media online BB" yang kurang jelas ini dan kepada Pak dewa dari media Baliberkarya memberi klarifikasi atas beritanya, "saya selaku Perebekel tidak ada unsur menggunakan anggaran yang tidak jelas, kegiatan ini terencana dari awal dan sampai sekarang sudah terlaksana dan masyarakat merasa bersyukur dan mengucapkan terima kasih, dan rencananya di sungai ini akan kami beri ikan dijadikan obyek pancing kedepannya, terkait penanggulangan Covid-19 kami sudah siap sesuai protokol yang ada dari daerah maupun pusat," tutupnya. (Sub).MPG.

No comments

Powered by Blogger.