UPDATE Virus Corona di Surabaya & Jatim Hari Ini 4 April 2020: Ada 152 Pasien Covid-19, 28 Sembuh
koranpatroli.com. Berikut merupakan update terbaru dari kasus virus Corona di
Surabaya dan Jatim hari ini, Sabtu Sore (4/3/2020).
Jumlah kasus positif corona di Indonesia kembali menunjukkan
peningkatan. Juru bicara pemerintah dalam penanganan virus Corona, Achmad
Yurianto menjabarkan total kasus virus Corona di Indonesia pada hari ini.
Total kasus virus Corona hingga hari ini berjumlah 2.092
kasus. Rincian kasus ini adalah 150 orang sembuh sedangkan 191 orang dikabarkan
telah meninggal.
Sementara itu, data terbaru telah menunjukkan bahwa semua
provinsi di Indonesia telah mempunyai minimal 1 kasus Covid-19.
Melihat hal ini, Achmad Yurianto menegaskan bahwa persebaran
kasus virus Corona tidak lain dipercepat melalui adanya kasus positif tapa
keluhan.
Sehingga banyak OTG atau Orang Tanpa Gejala masih melakukan
aktivitas diluar dan tidak menutup kemungkinan melakukan kontak dengan orang
lain.
"Tetap berada di rumah adalah satu-satunya pilihan
untuk kita semua," Himbau Yurianto dilansir dari livestreaming Kompas TV
Sementara itu, Jawa Timur telah mendapat lonjakan
peningkatan kasus positif pada Sabtu (4/4/2020).
Jumlah kasus di Jawa Timur sudah 152 kasus dan 28 di
antaranya telah sembuh.
Lonjakan kasus ini diikuti dengan adanya kasus-kasus baru di
wilayah yang sebelumnya masih belum ada pasien COvid-19, yaitu lamongan dengan
peningkatan 10 orang pasien.
Sementara itu, wilayah Kota Surabaya yang telah lama menjadi
zona merah penyebaran Covid-19 mencatatkan peningkatan sebanyak 33 kasus.
Hingga berita ini ditulis, total jumlah kasus yang ada di
Surabaya lewat situs Info covid Jatim berjumlah 77 kasus.
16 orang dari total 77 kasus telah dinyatakan sembuh dan
boleh pulang.
Berikut peta penyebaran Corona di Jawa Timur
Pencairan 2 Trilyun Dana Corona bisa Lebih Cepat
DPRD Jawa Timur siap mendukung pencairan dana corona dengan
lebih cepat.
Bahkan, prosesnya bisa mendahului Perubahan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (P-APBD) Jawa Timur.
"Realokasi anggaran tersebut bisa masuk di P-APBD,
namun bisa mendahului P-APBD kalau memang mendesak. Itu bergantung dari usulan
eksekutif (Pemrov)," kata Ketua DPRD Jatim, Kusnadi ketika dikonfirmasi di
Surabaya, Sabtu (4/4/2020).
Kusnadi menegaskan, pihak legislatif siap mendukung rencana
pengalihan anggaran APBD Jatim ke dalam penanganan Corona. Yang, mana terbagi
menjadi dua.
Pertama, menuntaskan penanganan para pasein dengan melakukan
langkah kuratif pencegahan penularan covid-19, nilainya sekitar Rp 360 miliar.
Kedua, melindungi para keluarga terdampak dengan memberikan
bantuan stimulus.
"Untuk mengatasi dampak, kami dengar Pemrov
mengeluarkan bantuan kepada keluarga yang terdampak sosial selama tiga bulan.
Juga, memberikan stimulus kepada desa seperti padat karya. Anggarannya mencapai
Rp 1,5 triliun - Rp 2 triliun," kata Kusnadi.
Menurut politisi PDI Perjuangan ini, penanganan sosial
ekonomi memang harus juga disiapkan.
Sebab, hal ini akan sekaligus menjadi pengungkit ekonomi di
Jatim.
"Saat ini rakyat sedang susah. Jangan sampai
pertumbuhan kita zero atau bahkan minus. Seharusnya, pertumbuhan 2,5 persen.
Itu bisa dilakukan dengan memberikan stimulus," kata Kusnadi.
Dengan percepatan pembahasan tersebut maka anggaran ini bisa
dicairkan lebih cepat sebelum P-APBD selesai dibahas. Sebab biasanya, P-APBD
baru selesai diputuskan pada September.
Sebelumnya, Pemprov Jawa Timur menyiapkan anggaran sebesar
Rp 2,384 trilliun untuk kebutuhan promotif, preventif, kuratif dan juga dampak
sosial ekonomi penanganan covid-19.
Anggaran tersebut merupkan hasil refocusing kegiatan dan
realokasi anggaran APBD untuk penanganan covid-19 di Jawa Timur.
Dengan total anggaran tersebut, Pemprov mengalokasikan
anggaran sebesar 6,8 persen dari total APBD 2020 untuk penanganan covid-19 di
Jawa Timur.
Pemprov juga sudah melakukan perhitungan bagi masyarakat
yang ada di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) maupun yang tidak tercover
di DTKS.
“Dalam hitungan ini, total kalau di pedesaan ada 4,73 juta
KK yang terdampak. Akan tetapi yang masuk dalam DTKS adalah sebanyak 3,73 juta
KK. Berarti ada 1 juta KK yang kira-kira di luar DKTS,” kata Gubernur Khofifah
Indar Parawansa, dalam jumpa pers di Gedung Negara Grahadi, Jumat (3/4/2020).
Kemudian, ada pula di kawasan perkotaan, yang artinya masuk
dalam sektor non agro. Jumlahnya, mencapai 3,8 juta KK yang dinilai ikut
terdampak.
Dari jumlah 3,8 juta yang sudah tercover DTKS, ada sebanyak
1 juta KK. Artinya ada sebanyak 2,8 juta KK yang belum masuk di DTKS.
Pemprov Jatim Siapkan Skema Mitigasi
Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) menyiapkan
berbagai skema mitigasi guna mengantisipasi puncak penyakit akibat virus Corona
(Covid-19).
Seperti diketahui, Badan Intelijen Negara (BIN) memprediksi
penyebaran Covid-19 akan mengalami puncaknya pada Juli 2020. Diprediksi,
penyebaran Covid-19 akan mencapai 106.287 kasus.
Sedikitnya, 75 rumah sakit rujukan telah disiapkan Pemprov
Jatim untuk menampung pasien di 38 Kabupaten/Kota Se-Jawa Timur.
Pemprov Jatim juga menyiapkan sumber daya manusia (SDM)
untuk mengantisipasi prediksi tersebut.
“Jumlah RS Rujukan bertambah signifikan dari sebelumnya yang
hanya sebanyak 44 RS Rujukan. Namun demikian saya berharap prediksi (BIN) itu
tidak terjadi,” ungkap Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa di Gedung
Negara Grahadi, Sabtu (4/4/2020).
Dengan tambahan jumlah rumah sakit rujukan tersebut, kata
Khofifah, maka kini total ada sebanyak 2.351 bed isolasi yang siap menampung
pasien Covid-19.
Bed isolasi tersebut terdiri dari 950 ruang observasi, 633
pengembangan ruang isolasi bertekanan negatif, 488 ruang isolasi tanpa tekanan
negatif, 224 ruang isolasi tekanan negatif tanpa ventilator dan sebanyak 56
ruang isolasi negatif dengan ventilator. Insya Allah terus berkembang seiring
dengan persiapan beberapa rumah sakit yang siap melayani pasien Covid-19.
“Kalau khusus bed isolasi saja, angkanya terus naik. Kalau
dibandingkan tanggal 21 Maret lalu kita total ada 1.613 bed, kemudian tanggal
26 Maret bertambah lagi menjadi 1.875 bed, dan per 2 April total bed isolasi
kita ada 2.351 bed. Kalau ditotal jumlah bed isolasi dan bed non isolasi RS
rujukan kita saat ini mencapai 13.357 bed dan Insya Allah terus ditambah untuk
maksimalisasi mitigasi Covid-19 ,” papar Khofifah.
Selain skema penambahan rumah sakit rujukan, lanjut
Khofifah, Pemprov Jatim juga menyiagakan ribuan tenaga medis.
Kurang lebih dari 75 rumah sakit rujukan tersebut memiliki
sebanyak 152 orang dokter paru, 346 dokter penyakit dalam, 209 dokter anestesi
dan 1.275 orang dokter umum.
Selain itu, Jawa Timur juga di dukung oleh relawan-relawan
mahasiswa tenaga kesehatan saat ini mencapai sebanyak 1.862 orang.
“Kami juga merangkul berbagai organisasi profesi seperti
IDI, PDGI, PPNI, IBI, IAI, IAKMI dan tenaga kesehatan lainnya untuk bersama-sama
memberikan pelayanan kepada masyarakat, khususnya pada pasien dengan Covid-19.
Dengan demikian, ke depan terdapat 14.438 orang dokter yang potensial untuk
turut serta terjun dalam gotong royong melawan pandemi ini,” terang Khofifah.
Sementara untuk tenaga perawat, tambah Khofifah, Jatim
memiliki 33.377 orang perawat yang berpotensi untuk turut bisa di gandeng di
Jatim dalam perawatan pasien dengan Covid-19.
Hingga tanggal 3 April 2020, jumlah pasien positif Covid-19
di Jatim ada sebanyak 152 orang, untuk PDP ada sebanyak 717 orang dan ODP ada
sebanyak 9.435 orang.
“Skema mitigasi ini sebagai bagian dari upaya Pemprov Jatim
memberi jaminan rasa aman kepada masyarakat. Saya tetap berharap badai Covid-19
ini bisa segera berakhir dan masyarakat kembali hidup aman dan tenteram. Ikuti
anjuran pemerintah, tetap tinggal di rumah dan keluar rumah hanya untuk
kepentingan urgen, olah raga yang cukup dan jaga jarak aman serta pola hidup
betsih dan sehat,” pungkasnya.
No comments