Keluarga Tidak di Rapid Test, Mochamad Sholeh Wadul Dinkes.media

Jombang_koranpatroli.com. Sholeh Warga Desa Jombok Kecamatan Kesamben mengkomunikasikan kejadian kepada sekretaris daerah pemerintah kabupaten Jombang terkait pemakaman warga meninggal dunia di desa Jombok Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang.
Setelah komunikasi dengan Sekda pemkab Jombang, Mochamad Sholeh komunikasi dengan Kepala dinas kesehatan melalui percakapan telepon seluler. Hasil dari komunikasi tersebut dikirim ke media. Sabtu (18/7/2020)

Melalui akun Whatsapp, Mochamad Sholeh warga desa Jombok yang menjadi wakil ketua BPD Desa Jombok melalui akun Whatsapp mengirim pesan singkat yang berisikan Kronologi kejadian. “Di desa saya warga berinisial (Sth) pada hari jumat (12/7) karena sakit, masuk Rumah Sakit (RS) Jombang, dan pada hari minggu malam sekitar jam 22.30 malam desa dapat kabar warga tersebut meninggal Dunia,
Lanjut Mochamad Sholeh yang juga menjadi Team posko covid desa Jombok kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang, Warga tersebut yang diperkirakan positif Covid 19 dan meninggal dunia yang dimakamkan di Desa Jombok, lanjutnya

Dengan kejadian itu, menurut Sholeh sudah dilaporkan ke Bidan desa setempat, “Saya sudah laporkan ke bidan desa, akan tetapi belum ada tindakan kepada keluarga duka untuk di Rapitd test,” ucapnya

Sementara itu, Sholeh yang juga menjadi pengurus DPC PDI Perjuangan sebagai Wakil bidang kehormatan partai juga menyampaikan, “Setelah saya komunikasi dengan pak Sekda Pemkab Jombang, saya juga bicara dengan Kepala dinas Kesehatan Kabupaten Jombang yang isinya begini, “Mohon maaf bu ,saya pak soleh BPD Jombok ,berkenaan yang barusan meninggal warga jombok (positif) yang pernah kontak kok belum ada rapid test?
Semua itu saya dilakukan demi kesehatan dan nyawa warga Jombok.”Karena virus tidak takut dengan peraturan menteri kesehatan, Ngapunten – Ngapunten bu menawi kulo salah. warga dah capek nunggu di pos covid 19, akan tetapi ketika ada warga yang meninggal dunia, dan keluarganya tidak di Rapites, virus akan menyebar kepada warga sekitar. Ungkap Sholeh menirukan ketika komunikasi dengan kepala Dinkes melalui telepon seluler.
Selain itu jawabnya begini, Bahwa ada pemberhentian rapid dan PCR sementara dari dinkes dikarenakan ada revisi peraturan dari kemenkes. Mohon sabar nggeh pak. Untuk sementara keluarga yang meninggal isolasi mandiri dulu. Kalau saya dari hati nurani pinginnya cepat pak, Tapi kami juga punya atasan. Jadi kami juga tunggu perintah, klu saya, pinginnya bergerak cepat ngapunten, kata Sholeh menirukan.(dodok/patroli)

No comments

Powered by Blogger.